Mengeksplorasi Masjid Nabawi Memasuki masjid yang dibangun langsung oleh Nabi Muhammad ini terasa sejuk, tak jauh berbeda ketika saya memasu...
Mengeksplorasi Masjid Nabawi
Memasuki masjid yang dibangun langsung oleh Nabi Muhammad ini terasa sejuk, tak jauh berbeda ketika saya memasuki Masjidil Haram di Mekah. Masjid Nabawi yang lekat dengan kubah hijau yang dibangun pada masa Dinasti Utsmaniyah, tetap dipertahankan hingga saat ini sebagai fitur utama masjid.
Kubah hijau yang dibangun oleh Sultan Mahmud II, sebagai bentuk penghormatan langsung kepada Nabi yang dikuburkan tepat dibawahnya. Maqbarah Rasulullah dahulunya merupakan kamar Ummul Mukminin, Sayyidati Aisyah yang tembus langsung ke Jannatur Raudlah tempat Nabi beribadah, mengajar, dan berkhutbah.
Sepengetahuan saya, bangunan masjid ini terbagi dua, dimana sebagian kecil mempertahankan bangunan lama dengan tiang-tiangnya yang tampak orisinil dan sebagian besar adalah perluasan bangunan baru lengkap dengan fitur, disain, dan ornamen modern.
Bagian lama bangunan masjid Nabawi dapat diakses melalui 3 pintu: Bab as-Salaam Bab Abu Bakar, dan Bab Ar-Rahmah. Ketika masuk kedalamnya, saya terkagum dengan disain bergaya Eropa-Belanda, melihat dari lukisan di langit-langit dan lampu gantung di sekeliling masjid. Saya gak tahu, jangan-jangan jika di Indonesia dibuat ornamen semisal di Masjid Nabawi sudah pasti dianggap bid'ah. Padahal, di masjid Nabawi sendiri "tasyabuh" aneka ragam seni-budaya: Arab dan Eropa klasik.
Pemandangan di musim haji seperti sekarang ini, tentu saja jamaahnya super padat. Apalagi seluruh jamaah haji Indonesia "wajib" ikut program "arba'in" (shalat 40 waktu berjamaah tanpa terputus di Nabawi). Istilah 'arba'in' adalah produk Islam Nusantara, karena hampir tak ditemukan dalam praktik fiqih manapun, kecuali khas Indonesia.
Masjid Nabawi menjadi daya tarik para peziarah karena adanya kuburan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dan keberadaan Raudlah yang fenomenal. Tempat paling mustajabah ini seringkali menjadi rebutan siapapun, bahkan walau harus antri berjam-jam demi bisa shalat dan berdoa di dalamnya. Selepas shalat jamaah, tak heran banyak jamaah tiba-tiba berhamburan berebut tempat untuk bisa memasuki raudlah.
Di hamparan karpet tebal nan empuk buatan Belgia ini, saya selalu berharap agar seluruh keluarga, guru-guru saya, kolega, teman, dan mereka para penjaga masjid atau mushala dapat berziarah ke tempat mulia ini. Disana ada hamparan karpet merah mengelilingi hampir seluruh area masjid, kecuali ada beberapa lembar karpet hijau yang menandakan disitulah area Raudlah, tempat dimana Nabi bermunajat dan beribadah, serta membuka majelis bersama seluruh umat Islam.