Si manis Dari tanah adat kanekes. Gula aren (gula kawung) terbuat dari Air nira aren, yang di sadap para petani di kanekes dengan cara ya...
Si manis Dari tanah adat kanekes.
Gula aren (gula kawung) terbuat dari Air nira aren, yang di sadap para petani di kanekes
dengan cara yang amat alami, menggunakan metode pengawet, alam
Yang sangat alami, karena pengawet gula tersebut menggunakan kulit, pohon manggis, dan sarang lebah (sarang odeng)
Proses pembuatan gula ini tidak semanis rasanya
Petani harus mengambil air nira (lahang) pagi pada pukul 06:00/07:00 pagi jika lebih dari waktu tersebut, air nira/lahang
akan asem maka gulanyapun akan lengket
Begitupun saat sore hari petani harus menjemput, lahang pada pukul 15:00/18:00
Di saat cuaca kurang baik, dan terkadang tak, jarang hujan dan petir petani harus, tetap memanjat pohon aren untuk menjemput lahang tepat pada waktunya.
Tak selesai sampai di situ, petani gula juga harus, memasak lahang tersebut sampai mendidih agar tidak basi.
Petani biasanya tidak, setiap hari memasak, langsung lahang sampai menjadi gula
Karena butuh waktu 5 sd 6 jam dari air sampai menjadi gula
Jika sudah jadi gula petani menjual gula satu butir dengan harga RP. 8000/10000
Jika di bandingkan dengan prosesnya maka harga sudah tidak, ada apa-apanya.
Ada pribahasa
"TUNGKUvL KA JUKUT, TANGGAH KA SADAPAN"
yang artinya, petani gula tidak boleh banyak, pilihan hanya boleh melihat ke atas, ke nira dan ke bawah ke semak-semak.
Pribahasa tersebut menggambarkan betapa, setianya para petani gula terhadap pekerjaanya.
#gulabaduy #gulaaren #gulatradisional #baduytribe #madeinbaduy #madeinbaduycraft #gula #kawung #kesetiaan #alami #100%alami #sehat #life
Repost dari https://www.facebook.com/mulyono.era
Gula aren (gula kawung) terbuat dari Air nira aren, yang di sadap para petani di kanekes
dengan cara yang amat alami, menggunakan metode pengawet, alam
Yang sangat alami, karena pengawet gula tersebut menggunakan kulit, pohon manggis, dan sarang lebah (sarang odeng)
Proses pembuatan gula ini tidak semanis rasanya
Petani harus mengambil air nira (lahang) pagi pada pukul 06:00/07:00 pagi jika lebih dari waktu tersebut, air nira/lahang
akan asem maka gulanyapun akan lengket
Begitupun saat sore hari petani harus menjemput, lahang pada pukul 15:00/18:00
Di saat cuaca kurang baik, dan terkadang tak, jarang hujan dan petir petani harus, tetap memanjat pohon aren untuk menjemput lahang tepat pada waktunya.
Tak selesai sampai di situ, petani gula juga harus, memasak lahang tersebut sampai mendidih agar tidak basi.
Petani biasanya tidak, setiap hari memasak, langsung lahang sampai menjadi gula
Karena butuh waktu 5 sd 6 jam dari air sampai menjadi gula
Jika sudah jadi gula petani menjual gula satu butir dengan harga RP. 8000/10000
Jika di bandingkan dengan prosesnya maka harga sudah tidak, ada apa-apanya.
Ada pribahasa
"TUNGKUvL KA JUKUT, TANGGAH KA SADAPAN"
yang artinya, petani gula tidak boleh banyak, pilihan hanya boleh melihat ke atas, ke nira dan ke bawah ke semak-semak.
Pribahasa tersebut menggambarkan betapa, setianya para petani gula terhadap pekerjaanya.
#gulabaduy #gulaaren #gulatradisional #baduytribe #madeinbaduy #madeinbaduycraft #gula #kawung #kesetiaan #alami #100%alami #sehat #life
Repost dari https://www.facebook.com/mulyono.era