#seputargunung Pendaki atau pengunjung yang naik ke Gunung Lawu akan mendapati warung Mbok Yem yang menjual berbagai makanan dan minuman. L...
#seputargunung
Pendaki atau pengunjung yang naik ke Gunung Lawu akan mendapati warung Mbok Yem yang menjual berbagai makanan dan minuman. Lalu, bagaimana bahan-bahan makanan dan minuman dibawa ke salah satu warung tetinggi di Indonesia tersebut ?
.
Bahan makanan dan minuman yang akan dijual tersebut dibawa secara manual dengan berjalan kaki sampai ke warung mbok yem
.
Salah satu yang berjasa dalam menyediakan logistik di warung Mbok Yem yaitu Parmi. Perempuan berusia 63 tahun itu naik turun Gunung Lawu dua kali dalam sepekan. Bahkan bisa sampai tiga kali naik turun gurun dalam sepekan kalau puncak Lawu ramai didatangi pendaki.
.
Ditemui Madiunpos.com di pos masuk jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Rabu (12/9/2018) sore, Parmi mengaku baru saja mengantar barang dagangan ke puncak Lawu. Barang dagangan yang dibawa pun tidak main-main, beratnya mencapai 45 kg dalam sekali angkut ke puncak Lawu.
.
Dia menceritakan biasanya Mbok Yem akan menghubunginya saat membutuhkan barang. Kemudian Parmi akan berbelanja berbagai barang kebutuhan di Pasar Plaosan. Barang yang dibeli biasanya gula, beras, air mineral botolan, mi instan, dan lainnya.
.
Seusai berbelanja, Parmi mengemas barang dagangan itu dalam satu karung. "Biasanya yang saya bawa ya beras, gula, air mineral, mi instan, dan barang lainnya. Itu beratnya mencapai 45 kg," kata dia yang tak terlihat lelah meski habis naik turun puncak Lawu.
.
Dengan beban seberat itu dan jalur menanjak serta curam, Parmi tidak tampak takut atau khawatir. Sudah menjadi risiko pekerjaan, katanya.
.
Untuk sampai ke warung Mbok Yem di puncak Lawu, Parmi membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Selama perjalanan, ia berhenti tiga kali untuk beristirahat. Biasanya Parmi istirahat di pos 1, pos 2, dan pos 3.
.
Saat pulang parmi kembali menyusuri jalanan terjal menuruni Gunung Lawu kembali ke kampungnya. "Saya tidak sendirian. Ada empat orang yang membawa barang dagangan ke puncak. Ada saya, Batul, Senen, dan Miyem. Mereka juga membawa barang dagangan yang sama beratnya," ujar dia.
.
Pernah ketemu orang-orang tangguh tersebut di gunung lawu sob?
_
Photo by @erdin_widi
Referensi : Madiunpos.com
#gununglawu #lawu #gunungindonesia
Repost link via https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2057312911226013&substory_index=0&id=1532697183687591
Pendaki atau pengunjung yang naik ke Gunung Lawu akan mendapati warung Mbok Yem yang menjual berbagai makanan dan minuman. Lalu, bagaimana bahan-bahan makanan dan minuman dibawa ke salah satu warung tetinggi di Indonesia tersebut ?
.
Bahan makanan dan minuman yang akan dijual tersebut dibawa secara manual dengan berjalan kaki sampai ke warung mbok yem
.
Salah satu yang berjasa dalam menyediakan logistik di warung Mbok Yem yaitu Parmi. Perempuan berusia 63 tahun itu naik turun Gunung Lawu dua kali dalam sepekan. Bahkan bisa sampai tiga kali naik turun gurun dalam sepekan kalau puncak Lawu ramai didatangi pendaki.
.
Ditemui Madiunpos.com di pos masuk jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, Rabu (12/9/2018) sore, Parmi mengaku baru saja mengantar barang dagangan ke puncak Lawu. Barang dagangan yang dibawa pun tidak main-main, beratnya mencapai 45 kg dalam sekali angkut ke puncak Lawu.
.
Dia menceritakan biasanya Mbok Yem akan menghubunginya saat membutuhkan barang. Kemudian Parmi akan berbelanja berbagai barang kebutuhan di Pasar Plaosan. Barang yang dibeli biasanya gula, beras, air mineral botolan, mi instan, dan lainnya.
.
Seusai berbelanja, Parmi mengemas barang dagangan itu dalam satu karung. "Biasanya yang saya bawa ya beras, gula, air mineral, mi instan, dan barang lainnya. Itu beratnya mencapai 45 kg," kata dia yang tak terlihat lelah meski habis naik turun puncak Lawu.
.
Dengan beban seberat itu dan jalur menanjak serta curam, Parmi tidak tampak takut atau khawatir. Sudah menjadi risiko pekerjaan, katanya.
.
Untuk sampai ke warung Mbok Yem di puncak Lawu, Parmi membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Selama perjalanan, ia berhenti tiga kali untuk beristirahat. Biasanya Parmi istirahat di pos 1, pos 2, dan pos 3.
.
Saat pulang parmi kembali menyusuri jalanan terjal menuruni Gunung Lawu kembali ke kampungnya. "Saya tidak sendirian. Ada empat orang yang membawa barang dagangan ke puncak. Ada saya, Batul, Senen, dan Miyem. Mereka juga membawa barang dagangan yang sama beratnya," ujar dia.
.
Pernah ketemu orang-orang tangguh tersebut di gunung lawu sob?
_
Photo by @erdin_widi
Referensi : Madiunpos.com
#gununglawu #lawu #gunungindonesia
Repost link via https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2057312911226013&substory_index=0&id=1532697183687591