Buku Filsafat, Tugu Kujang, 10 Pilar dan 9 Pintu Setiap kota punya penanda atau Landmark, kata orang sono. Bogor pun punya. Orang mengenal...
Buku Filsafat, Tugu Kujang, 10 Pilar dan 9 Pintu
Setiap kota punya penanda atau Landmark, kata orang sono. Bogor pun punya. Orang mengenalnya dg Tugu Kujang. Dibangun 1982 dengan biaya Rp80 juta kala itu.
Pemkot Bogor jaman kekinian bikin lagi di sampingnya landmark baru berupa 10 pilar yg seolah membentuk 9 pintu. Bahasa sundanya Tepas Lawang Salapan Dasakreta. 10 tiang gagah dan tinggi menjulang ini mengingatkan pada pilar2 raksasa dari benua seberang, peninggalan romawi atau yunani kuno, yang terekam dalam sejarah peradaban. Salah satu yg teringat adalah sampul buku Sejarah Filsafat Yunani karangan K. Bertens atau buku Alam Pikiran Yunani karangan Muhammad Hatta.
Seperti para failosof di buku itu yg meninggalkan beragam jejak pemikiran, Pemkot Bogor Jaman now jg ingin meninggalkan ujaran kebaikan dengan mengukir pribahasa sunda 'Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga'.
Terjemah bebasnya kurang lebih, Kita ada karena jasa dan jeri lelah para pendahulu kita dan yang kita lakukan pada jaman now akan jadi legacy atawa warisan untuk generasi jaman mendatang. Pertanyaannya, legacy macam apa yg akan kita wariskan nanti?
#bogor
#landmark
#philosophy
#sundanese
#legacy
Repost link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10213339192608254&substory_index=1&id=1051494384
Setiap kota punya penanda atau Landmark, kata orang sono. Bogor pun punya. Orang mengenalnya dg Tugu Kujang. Dibangun 1982 dengan biaya Rp80 juta kala itu.
Pemkot Bogor jaman kekinian bikin lagi di sampingnya landmark baru berupa 10 pilar yg seolah membentuk 9 pintu. Bahasa sundanya Tepas Lawang Salapan Dasakreta. 10 tiang gagah dan tinggi menjulang ini mengingatkan pada pilar2 raksasa dari benua seberang, peninggalan romawi atau yunani kuno, yang terekam dalam sejarah peradaban. Salah satu yg teringat adalah sampul buku Sejarah Filsafat Yunani karangan K. Bertens atau buku Alam Pikiran Yunani karangan Muhammad Hatta.
Seperti para failosof di buku itu yg meninggalkan beragam jejak pemikiran, Pemkot Bogor Jaman now jg ingin meninggalkan ujaran kebaikan dengan mengukir pribahasa sunda 'Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga'.
Terjemah bebasnya kurang lebih, Kita ada karena jasa dan jeri lelah para pendahulu kita dan yang kita lakukan pada jaman now akan jadi legacy atawa warisan untuk generasi jaman mendatang. Pertanyaannya, legacy macam apa yg akan kita wariskan nanti?
#bogor
#landmark
#philosophy
#sundanese
#legacy
Repost link https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10213339192608254&substory_index=1&id=1051494384